Selamat Datang di Blog Abdul Alim Yamin

Jumat, 28 November 2008

Penggunaan Antibiotik dalam Ransum Broiler

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DALAM RANSUM BROILER UNTUK MERANGSANG PERTUMBUHAN

Abdul Alim Yamin
Mahasiswa Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Univrsitas Hasanuddin Makassar

PENDAHULUAN

Peternakan saat ini merupakan industri yang sangat berkembang pesat di Indonesia, hal tersebut disebabkan oleh konsumsi masyarakat akan protein telah mengalami pergeseran dari protein nabati ke protein hewani, akan tetapi daya beli masyarakat masih terbatas pada telur dan daging khususnya daging ayam sehingga daging ayam merupakan sumber protein altematif bagi masyarakat pada umumnya. Untuk memeperbaiki kualitas dari ternak (broiler) maka hal yang paling urgen dalam pemeliharaan adalah efisiensi penggunaan pakan.
Penggunaan antibiotik sebagai feed additive merupakan faktor yang dapat menentukan efisiensi pemeliharaan ayam broiler sehingga bahan tersebut sangat dibutuhkan dalam ransum broiler. Feed additive yang sering digunakan adalah antibiotik, yang berfungsi dalam membantu proses penyerapan zat-zat nutrisi sehingga dapat berpengaruh pada performans broiler. Penggunaan antibiotik sebagai feed additive pada pakan broiler telah berlangsung secara luas sejak tahun 1950 an, yang fungsi utamanya adalah untuk mengendalikan penyakit, merangsang pertumbuhan dan meningkatkan konversi pakan (Waldroup et al., 2003).
Antibiotik merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme seperti jamur yang memiliki kemampuan dalam menekan mikrorganisme lain penyebab penyakit di dalam tubuh ternak. Setelah diketahui rumus kimia dari antibiotik maka senyawa tersebut tidak lagi dihasilkan dari mikroorganisme, tetapi dapat dibuat secara sintetik. Olehnya itu, antibiotik selain digunakan sebagai pengobatan, juga digunakan dalam ransum sebagai inibuhan pakan. Fungsi utama antibiotik di dalam pakan unggas sebagai growth promoter atau pemicu pertumbuban ternak, mengendalikan infeksi dari bakteri sehingga dapat membantu dalam memperbaiki penampilan suatu ternak utamanya terbebas dari infeksi penyakit yang dapat mendatangkan kerugian bagi suatu peternakan. Pada akhir-akhir ini pelarangan antibiotik pada pakan ternak tidak dibolehkan, disebabkan oleh adanya residu dan menyebabkan resistensi bakteri khususnya di luar negeri. Akan tetapi, beberapa antibiotik yang aman digunakan tidak menimbulkan resistensi bakteri (kuman) diantamya flavomycin, virginiamycin, dan zinc bacitracin.
Tujuan penggunaan antibiotik sebagai feed additive dapat memperbaiki efisiensi penggunaan pakan pada broiler dan menekan bakteri patogen di dalam saluran pencernaan serta diharapkan tidak menimbulkan residu dan resistensi pada broiler.

Gambaran Umum Antibiotik

Antibiotik adalah produk sekresi mikroorganisme atau substansi kimiawi sintesis yang menghambat perkembangbiakan atau dapat menyebabkan kematiannya. Menurut Subronto (2008) bahwa antibiotik merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh berbagai jasad renik kuman, jamur, dan aktinomiset. Antibiotik memiliki khasiat menghentikan pertumbuhan atau membunuh jasad renik lainnya. Dengan telah diketahuinya rumus kimia berbagai macam antibiotika, senyawa tersebut telah dapat dibuat secara sintetik.
Antibiotik digunakan untuk melawan infeksi dengan cara pencegahan atau pengobatan. Antibiotik diberikan sejumlah 2 sampai 10 gram per ton ransum, merangsang pertumbuhan anak ayam yang dipelihara dalam lingkungan yang tidak bebas hama. Karena zat tersebut merangsang pertumbuhan dan memperbaiki produksi telur dalam keadaan stress, maka zat tersebut membantu dalam pengambilan makanan yang efisien. Antibiotik harus digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik yang memproduksinya (Anonim, 2008a). Menurut hasil penelitian Waldroup et al., (2003), bahwa perlakuan pemberian antibiotik pada broiler menunjukkan peningkatan yang signifikan konversi pakan (kg feed:kg gain) pada hari ke 42 pada perlakuan antibiotik yang ditambahkan Bio-Mos.
Menurut Samadi (2002) dalam Kartini (2008) bahwa salah satu cara memodifikasi keseimbangan bakteri di dalam saluran pencernaan dengan pemberian antibiotik. Antibiotik. dipercaya dapat menekan pertumbuhan bakteri-bakteri pathogen yang berakibat melambungnya populasi bakteri menguntungkan dalam saluran pencernaan. Tingginya mikroflora menguntungkan tersebut dapat merangsang terbentuknya senyawa-senyawa antimikrobial, asam lemak bebas dan zat-zat asam sehingga terciptanya lingkungan kurang nyaman bagi pertumbuhan bakteri patogen. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Parks (2006) bahwa ekosistem gastrointestinal unggas merupakan aspek yang sangat penting dalam memperbaiki performans dan kesehatan. Antibiotik meningkatkan performans dengan modifikasi mikroflora saluran cerna, meskipun penggunaannya harus dibatasi. Selain itu, pemberian antibiotik dapat memperbaiki penampilan dari vili-vili usus yang memiliki peranan penting dalam pencernaan yang berfungsi untuk mengabsorpsi zat zat nutrisi bahan pakan.
Menurut Solomons (1978) bahwa penggunaan antibiotik pada pakan ternak memiliki tujuan umum yaitu ; (1) meningkatkan laju pertumbuhan ternak dan efisiensi pakan, mencegah penyakit, dan (3) Pengobatan penyakit. Dari ketiga hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik di dalam pakan sangat berarti dalam berproduksi.
Pelarangan penggunaan antibiotik di luar negeri (Eropa) sudah lama diterapkan karena dikhawatirkan adanya residu pada produk-produk ternak seperti daging, telur serta susu. Hal tersebut dikemukakan oleh Anonim (2008b) bahwa U.S Agriculture Department melakukan pemeriksaan terhadap daging, unggas, dan produk olahan telur, jarang ditemukan residu pada level yang aman. Selain itu, pelarangan penggunaan antibiotik untuk manusia. pada ternak yang mengakibatkan resistensi kuman pada tubuh manusia apabila mengkonsumsi produk-produk Peternakan.
Beberapa antibiotik yang masih dianjurkan untuk digunakan saat ini sebagai berikut:
1) Bacitracin, virginiamycin, flavomycin, dan nitrovin boleh dijual untuk digunakan pada pakan babi dan unggas tanpa resep dari dokter hewan.
2) Flavomycin dan nitrovin boleh dijual untuk digunakan pakan pedet tanpa resep dokter hewan.
3) Nifursol, sulfaquinoxaline dan sulfanitran boleh digunakan dalam pakan unggas tanpa resep dokter hewan.
4) Segala anti bakterial yang lain digunakan sebagai obat ternak dibatasi hanya pada dokter hewan (Solomons,1978).

Mekanisme Kerja Antibiotik Secara Umum

Antibiotik memiliki cara kerja sebagai bakterisidal (membunuh bakteri secara langsung) atau bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Pada kondisi bakleriostasis, mekanisme pertahanan tubuh inang seperti fagositosis dan produksi antibodi biasanya akan merusak mikroorganisme. Ada beberapa cara kerja antibiotik terhadap bakteri sebagai targetnya, yaitu menghambat sintesis dinding sel, menghambat sintesis protein, merusak membran plasma, menghambat sintesis asam nukleat, dan menghambat sintesis metabolit esensial (Naim, 2003).
Menurut Subronto dan Tjahyati (2008), bahwa kematian kuman oleh antibiotik disebabkan oleh karena antibiotik terikat pada dinding sel, membran sel atau pada reseptor di dalam kuman. Hal ini mungkin teajadi karena antibiotik mampu (a) menghambat sintesis dinding sel kuman atau mengubah struktur (susunan) dinding sel, (b) mengganggu fungsi sel membran, dan atau (c) mempengaruhi sintesis protein atau metabolisme asam nukleat.





Gambar 1. Skema Mekanisme Kerja Antibiotik dalam Usus.

Pengaruh Antibiotik Terhadap Pertumbuhan Ternak

Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik. Menurut Sonjaya (2008) bahwa istilah pertumbuhan dapat diterapkan pada sebuah sel, sebuah organ, sebuah jaringan, seekor individu ternak atau satu populasi ternak, definisi sederhana adalah suatu perubahan dalam bentuk/ukuran yang dapat diukur dalam arti panjang, volume atau massa.
Menurut Tillman dkk, (1986) bahwa pertumbuhan pada hewan bermula dari suatu telur yang telah di buahi dan berlanjut sampai dewasa. Pertumbuhan umumnya dinyatakan dengan pengukuran keaadaan berat yang dilakukan dengan penimbangan berulang-ulang tiap minggu atau tiap waktu lain.
Dalam pertumbuhan, ternak memerlukan zat-zat nutrisi yang baik misalnya ransum yang berkualitas. Ransum merupakan salah satu faktor yang menemukan kecepatan pertumbuhan, oleh karena itu untuk mencapai pertumbuhan yang optimal sesuai dengan potensi genetik diperlukan suatu ransum yang mengandung cukup unsur gizi secara kualitatif dan kuantitatif (Waskito, 1967) dalam (Kartini, 2008). Menurut hasil penelitian Motl et. al., (2005) bahwa combinasi antara antibiotik dan sulfaquinoxaline dalam pakan memberikan efek yang signifikan terhadap mikroorganisme usus halus yang ditunjukkan dengan perhitungan total plate dan signifikan meningkatkan berat badan dan konversi pakan.
Penggunaan antibiotik dalam memicu pertumbuhan broiler merupakan feed additive yang sangat efektif dan efisien. Di Indonesia, penggunaan antibiotik pada ransum broiler tak dapat dielakkan lagi, sebahagian masyarakat peternak broiler menggunakan antibiotik sebagai pemicu pertumbuhan. dan pengendalian penyakit. Apalagi penggunaan bahan baku lokal dapat menurunkan perfomans vili-vili sehingga perlu adanya antibiotik memperbaiki performans vili-vili. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Rofiq (2003) bahwa penggunaan bahan lokal pada pakan ayam broiler masih belum bisa meningkatkan performans vili, sehingga perlu penambahan pakan tambahan (feed additive) yang dapat menunjang pertumbuhan vili usus halus. Struktur vili dipengaruhi oleh jenis pakan yang berbeda. Pakan lokal yang mengandung serat kasar lebih tinggi mengakibatkan luas permukaan lebih rendah sehingga diperlukan usaha lain untuk meningkatkan mutu nutrisi bahan pakan lokal (fisik, kimia ataupun biologi).
Pada penelitian CELIK et. al, (2001), dengan meaggunakan tiga perlakuan yaitu; 1) pakan kontrol - tanpa feed additive; 2) 2 g flavomycin / kg pakan, 3) 0.2 % Saccharomyces cerevisiae / kg pakan. Maka hasil yang didapatkan (Tabel 1.) dari berat badan pada hari 37 (akhir) sangat signifikan pada perlakuan flavomycin dan Saccharomyces cerevisiae (P<0.05)>

Kesimpulan

1. Penggunaan antibiotik sebagai feed additive dalam pakan broiler sangat berperan dalam memicu pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pakan.
2. Flavomycin dan Bacitracin dapat digunakan sebagai feed additive dalam ransum broiler.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008a. Antibiotik. Web lab. Unggas UGM. (diakses 21 September 2008).

---------, 2008b. Low Level Use of Antibiotic In Livestock and Poultry. Food Marketing Institute. (diakses 13 September 2008).

---------, 2008c. Introduction of Bacitracin Zinc Premix (Supplementation). (diakses 21 September 2008).

---------, 2008d. Bacitracin Zinc Salt. Sigma-Aldrich Co. All Rights Reserved. (diakses 15 Oktober 2008).

Celik Y. Denli K and Ozturkcan O, 2001. The Effect of Sacrkammyces cerevisiae and Flavomycin on Broiler Growth Performance. Pakistan Journal of Biological Science 4 (11): 1415-1417, 2001. (diakses 19 Oktober 2008).

Kartini, 2008. Pengaruh Pemberian Antibiotik Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Berat Badan, dan Konversi Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Hasauddin, Makassar.

Motl M.A, C.A. Fritts, and P.W. Waldroup. 2005. Effect of Intestinal Modification by Antibiotic and Antibacterials on Utilization of Methionine Source by Broiler Chicken. Poultry Science Departement, University of Arkansas, Fayetteville, Arkansas. Poultry Science association, Inc.

Park C.W, J.L, Grinies, P.R Ferket, and A.S Fairchild, 2008. The Case for Mannanoligosaccharides in Poultry Diets. An Alternative to Growth Promotant Antibiotic? (diakses 13 September 2008).

Rofiq, M.N. 2003. Pengaruh Pakan Berbahan Baku Lokal Terhadap Performans Vili Usus Halus Ayam Broiler. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, V5. N5, Agustus 2003, hal. 190-194/Humas-BPPT/ANY.

Solomons, I.A, 1978. Antibiotic In Animal Feeds-Human And Aninial Safety Issues. Journal of Aninial Science : 46 : 1360-1368. (diakses 13 September 2008).

Sonjaya, Herry, 2008. Bahan Ajar Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Subronto dan Tjahyati, 2008. Ilmu Penyakit Ternak III (Farmakologi Veteriner). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Waldroup P.W, Rondon E.O, dan Fritts C.A., 2003. Comparison of Bio-Mos and Antibiotic Feeding Progmms in Broiler Diets Containiig Copper Sulfate. International Journal of Poultry Science 2 (1) : 28-31, 2003. (diakses 13 September 2008).

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Ciett Tawwa...

Maju Bersama Poultry Shop mengatakan...

Aplikasi produk Probiotik Herbal kini sudah bisa menjadi solusi dan banyak digunakan peternakan di Indonesia. Infonya bisa lihat di www.proherbalplus.com

DepoS128 mengatakan...

Membuat Reset Obat Herbal Ayam Bangkok Sakit Kuning

FANNY LIM mengatakan...


Kini Agen Judi Online Bolavita Menyediakan Segala Jenis Transaksi Deposit & Withdraw Menggunakan Dompet Digital (E-wallet) yang ada di Indonesia.

Tersedia Judi Online Deposit Pakai Linkaja, Ovo, Dana, Sakuku. Gopay. Selain Menyediakan Judi Online Deposit Via Pulsa dan Semua Jenis Rekening Bank di Indonesia.

Bolavita Menyediakan Judi Online Yang Cukup Lengkap. Antara Lain Adalah :
• Judi Sabung Ayam Live
• Judi Casino Live
• Judi Bola / Sportsbook
• Judi Slot Online
• Judi Bola Tangkas
• Judi Poker Online
• Judi Domino
• Judi Ceme / Capsa Susun
• Judi Tembak Ikan Online
• Judi Togel Online

Promo Bonus :

» Bonus Deposit Pertama 10%
» Bonus Deposit Harian 5%
» Bonus Cashback Mingguan 5% - 10%
» Bonus Rollingan Mingguan 0.8%
» Bonus Referral 7% + 2%

Daftar & Klaim Bonusnya Sekarang Juga !
Kontak Resmi (Online 24 Jam Setiap Hari) :

» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita