Selamat Datang di Blog Abdul Alim Yamin

Jumat, 24 Oktober 2008

Faktor Pembatas Dalam Ekosistem

Ekosistem Secara Umum

Ekosistem merupakan suatu kesatuan di dalam alam yang terdiri dari semua organism yang berfungsi bersama-sama di suatu tempat yang berinteraksi dengan lingkungan fisik yang memungkinkan terjadinya aliran energi dan membentuk struktur biotik yang jelas dan siklus materi di antara komponen hidup dan tak hidup (Anonim, 2007). Oleh karena itu, di dalam suatu ekosistem harus terjadi keseimbangan antara komponen biotik maupun komponen abiotik sehingga aliran energi yang terjadi dengan baik.

Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara, nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan bersama beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam suatu lingkungan. Penelitian mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material yang ada di dalam sebuah ekosistem. Mereka biasanya menggunakan komputer yang canggih untuk membantu memahami data-data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan dan untuk memprediksi perkembangan yang akan terjadi (Anonim, 2007). Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan seperti berikut. Matahari menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk membuat makanan. Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti rumput dan pohon yang membuat makanan melalui proses fotosintesis.

Gambar 1. Aliran energi dan siklus materi

Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor untuk tumbuh. Yang termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan binatang pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau yang biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti jamur dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan digunakan kembalioleh tanaman-tanaman.

Tingkatan-tingkatan energi yang berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk makanan ini disebut rantai makanan. Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana rumput adalah produsen, konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput. Kelinci selanjutnya dimakan oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai menghancurkan sisa-sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak termakan, sama halnya seperti menghancurkan kotoran binatang.

Faktor Pembatas Ekosistem

Dalam suatu ekosistem, bila salah satu dari elemennya terganggu, maka elemen lain juga akan turut terganggu. Apalagi jika elemen yang terganggu itu adalah elemen major. Elemen yang mempengaruhi banyak elemen lain. Suhu umpamanya. Ekosistem dan iklim bumi banyak bergantung pada perubahan suhu. Tiupan angin, taburan hujan, empat musim, ombak dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan di adalam ekosistem.

Salah satu faktor yang menjadi pembatas di dalam suatu ekosistem adalah tempratur, dimana tempratur ini merupakan bagian dari klimat. Tempratur di dalam suatu ekosistem akan berpengaruh secara langsung terhadap ternak, misalnya :

a) Pengaruh tempratur terhadap pertumbuhan ternak, dimana pada suatu daerah yang memilki tempratur yang tinggi dapat mengurangi nafsu makan. Sebaliknya, konsumsi air meningkat akibat penguapan yang begitu tinggi pada tubuh ternak, sehingga ternak akan kekurangan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan. Menurut Reksohadoprodjo, (1995) bahwa bila stress klimat, menekan nafsu makan, mengurangi sengaman (konsumsi) makanan dan waktu merenggut hijauan, maka akibatnya terjadi pengurangan produktivitas ternak yang tercermin dari pertumbuhan ternak dan hasil air susu yang kurang. Selain itu, lama ternak merumput di padang pengembalaan yang dipengaruhi secara langsung oleh tempratur. Karena pada umunya ternak tidak tahan terhadap panas dalam waktu yang lama.

b) Pengaruh tempratur terhadap reproduksi, tempratur udara tinggi atau perubahan mendadak tempratur udara yang dapat terjadi terutama di daerah subtropik, dapat berpengaruh langsung terhadap penampilan kemampuan reproduksi sapi dan basah udara tinggi menunjang pengaruh tempratur tinggi. Dan kematian embrio atau pun fetus akan terjadi akibat tempratur yang begitu tinggi.

c) Pengaruh tempratur produksi susu, kebanyakan bukti dari percobaan mengatakan bahwa produksi air susu, lemak, dan bahan solids nonfat berkurang dengan naiknya tempratur. Klimat mempunyai pengaruh nyata terhadapa bahan solids tanpa lemak. Produksi air susu sapi dari ternak kembar yang diteliti dan ditempatkan di daerah temprate adalah 44 % lebih tinggi disbanding kembarnya yang ditempatkan di daerah tropik dan produksi lemaknya 56 % lebi tinggi (Reksohadoprodjo, 1995).

Akibat cekaman panas menyebabkan terjadinya penurunan konsumsi pakan, produksi susu dan bobot badan. Penurunan tersebut dikarenakan ternak berusaha menurunkan produksi panas, karena ada tambahan panas (heat gain) dari luar tubuh, dengan cara mengurangi konsumsi pakan sehingga berakibat terhadap penurunan bobot badan. Pengaruh kondisi lingkungan terhadap penambahan bobot badan, produksi susu, konsumsi pakan (hay) Penurunan ini terjadi karena selama dalam cekaman panas di dalam tubuh sapi justru terjadi katabolisme protein otot dan peningkatan Glucogenesis (Purwanto, 2007). Sedangkan pengaruh tempratur secara tidak langsung terhadap ternak yaitu pengaruh tempratur terhadap pakan (hijauan) terutama pada kualitas dan kuantitas pakan Sehingga akan kekurangan sumber gizi yang dapat menurunkan produktivitas ternak.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Ekologi. http ://www. Merbabu.com. (05/12/2007)

----------, 2007. Bahan Ajar Ilmu Lingkungan Ternak. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Purwanto, B. P. 2007. Biometeorologi Ternak. Materi Kuliah Online Geomet FMIPA IPB, Bandung. (diakses 05/12/2007).

Reksohadoprodjo, 1995. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Apa faktor-faktor pembatasan komponen biotik pada ekosistem ?